Konservasi Sebagai Bukti Iman

Manusia tidak pernah bisa lepas dari lingkungan, begitulah sejatinya Allah ta'ala menciptakan manusia beserta pemenuhan kebutuhannya (lingkungan) agar senantiasa tentram dalam menjalani hidup. Lingkungan yang lestari merupakan pertanda seorang hamba taat pada sang pencipta, karena dengan lestarinya lingkungan berarti telah mensyukuri rahmat Allah. Sedangkan orang yang tidak bersyukur dan ingkar terhadap Allah adalah mereka yang berbuat kerusakan. Allah swt, berfirman:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).“ (Qs. ar-Rum : 41)

Sudah sepantasnya ketika keimanan terdeklarasi dengan dua kalimah syahadat, maka persoalan lingkungan pun tidak boleh luput dari perhatian.

Akidah Islam Sebagai dasar memelihara lingkungan
Bicara Islam tidak boleh lepas dari persoalan akidah yang menjadi dasar pijakan. Kesalahan memahami akidah akan berdampak serius terhadap perilaku manusia yang mengembannya. Maka dari itu jika kita telah merampungkan pertanyaan apa itu akidah, sejatinya kita telah selesai membuat dasar pijakan dalm hidup. Makna akidah jika kita mengambil pengertian dari Syaikh Taqiyuddin An-nabhani, akidah didiefinisikan sebagai pemikiran menyeluruh tentang alam semesta, kehidupan, dan tentang manusia, serta tentang keterikatan antara kehidupan sebelum manusia lahir, kehidupan saat ini, dan kehidupan setelahnya. 

Bertolak dari definisi akidah ini, menjadi begitu jelaslah bahwa salah satu aspek dasar dari akidah adalah pemikiran yang menyeluruh tenntang alam semesta. Ini berarti pemikiran yang sangat mendalam yang akan menjelaskan mulai dari siapa yang menciptakan alam semesta hingga bagaimana kita memperlakukan alam dengan catatan tebal bahwa semua ini harus bermuara pada ketakwaan.

Dengan pemahaman akidah yang benar hal ini akan menjadi landasan kuat untuk kita lebih menjaga lingkungan. Karena dengan akidah ini kita tdak akan pernah ragu jika terlontar pertanyaan "mengapa harus menjaga lingkungan?" Kita dengan penuh keyakinan akan menjawab bahwa ini perintah Allah swt..

Konservasi yang beralasan
Sebagai kampus konservasi, Universitas Negeri Semarang (unnes) telah membangun visi bahwa melestarikan lingkungan adalah denyut nadi aktifitas kampus. Kampus yang mengusung konservasi tentunya akan sangat beralasan jika ini ingin berhasil tercapai dengan terlebih dahulu membangun kader yang cinta lingkungan. Segenap civitas akademika yang terlibat, pendidikan dan kultur yang baik akan membentuk sebuah keterpaduan yang akan mencapai tujuan tersebut. Namun penting untuk kembali dikatakan bahwa alasan terbesar mengapa perlu konservasi inilah yang menjadi fokus utama. Seperti yang telah selesai kita bahas, bahwa pertanyaan ini akan selesai dengan kita mendasarinya atas landasan akidah. Pentingnya akidah yang menjadi alasan akan pentingnya konservasi tentu akan melahirkan kader konservasi yang tidak mlempem, yang tidak asal-asalan, yang tidak hanya teriak-terak bahwa kita cinta alm!. Karena kita tidak pernah mau main-main dalam hal keimanan. Begitulah konservasi akan beralasan jika memang secara dasar kita memegang akidah denga kuat.

Terakhir, mari bersama resapilah apa yang Allah firmankan tentang ketidaksadaran kita dalam berbuat kerusakan:

وَ إِذَا قِيْلَ لَهُمْ لاَ تُفْسِدُوْا فِي الْأَرْضِ قَالُوْا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُوْنَ
Dan apabila dikatakan pada mereka : "Janganlah kamu ber­buat kerusakan di bumi", mereka jawab : "Tidak lain kerja kami hanyalah berbuat perbaikan".

أَلاَ إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُوْنَ وَ لَكِنْ لاَّ يَشْعُرُوْنَ
Ketahuilah, bahwa sesungguh­nyalah mereka itu perusak­perusak, akan tetapi mereka tidak sadar.

0 Response to "Konservasi Sebagai Bukti Iman"

Post a Comment