Oleh: Abdul Qodir
Ilustrasi by google image |
Seiring
berjalanya waktu, perubahan menjadi suatu keniscayaan. Dalam tataran global ada
banyak perubahan yang terjadi dengan ragam dan macamnya. Khusus dalam lingkup
pendidikan, perubahan harus selalu beriringan dengan laju perkembangan zaman.
Universitas
sebagai pelaku pendidikan telah lama hadir dan merupakan salah satu pionir pembawa
arus perubahan dalam berbagai bidang kehidupan. Kaitan perubahan dengan
instansi perguruan tinggi ini begitu melekat kuat di benak masyarakat. Istilah ‘Agen
of change’ pun ditujukan pada para subjek Universitas.
Saya
melihat ada ratusan atau bahkan ribuan universitas di dunia yang terus menerus
memperbaiki kualitas instansi dan lulusan, semua itu dilakukan serentak tanpa
komando yang tujuannya tak lain untuk persaingan.
Namun dinamika
kehidupan ini tak berhenti di situ -pada titik dimana Instansi menentukan nasib
seseorang. Perlunya konsepsi yang matang, jelas dan gamblang menjadi suatu
kewajiban yang harus dimiliki oleh setiap lulusan. Kejelasan konsep dalam
menjalani persaingan ke depan kiranya perlu untuk dilakukan setiap orang.
Saya berani
mengatakan lewat persainganlah ada pihak kalah dan ada pihak menang. Lewat persaingan
pula seseorang mampu survive sampai sekarang. Faktanya memang demikian! Sejak
lahir manusia dihadapkan dengan persaingan, bayangkan perlu mengalahkan 300
juta sperma lain untuk bisa lahir. Bisa dikatakan bahwa manusia-manusia
pemenanglah yang masih bisa hidup sampai saat ini.
Stategi! Kuncinya
hanya itu jika ingin tetap bertahan. Saya memandang bahwa strategi dalam
menyiasati masa depan ini diperlukan karena pada dasarnya manusia memiliki
potensi akal untuk merumuskan segala sesuatu. Hal ini sejalan pula dengan
pepatah kuno bahwa “Tujuan tanpa Perencanaan adalah Kegagalan”.
Bicara masa
depan dan persaingan yang paling utama sebenarnya adalah keyakinan.
Karena dengan keyakinanlah tumbuh sikap optimisme yang kuat.
Selanjutnya
dalam menghadapi persaingan yang semakin sengit ini, bisa atau tidak bisanya seseorang
bersaing di dunia kerja bergantung pula pada seberapa besar ia terlihat
bisa. Mengapa demikian? Karena yang terlihat bisa adalah orang
yang berkemampuan memperlihatkan potensi dirinya. Jelas di sini bahwa
kecerdasan emosional memegang peranan sebagai pembuka peluang, disamping bobot
intelektual yang memang diwajibkan.
Jadi
saya menyimpulkan bahwa diperlukan keyakinan, kecerdasan emotional dan bobot
intelektual untuk menyiasati persaingan di masa depan.
Semarang, 05 Juni 2013
Tugas Mata Kuliah TIK _ Jurusan Teknik Sipil_Fakultas Teknik_UNNES
Tugas Mata Kuliah TIK _ Jurusan Teknik Sipil_Fakultas Teknik_UNNES
Terima kasih untuk artikelnya, sangat membantu para pekerja agar lebih profesional.
ReplyDeleteSalam kenal, referensi lain mungkin berguna :5 Cara Menghadapi Persaingan/Kompetisi Kerja yang direkomendasikan "
http://carahrd.blogspot.co.id