Sementara kuselesaikan urusanku, kau jaga bak-baik dirimu.

Sementara kulumat kopiku, dan kau cukup menunggu hingga tegukan terakhir lepas, dan kita mulai berpikir bagaimana rencana ke depan.

Kuselesaikan urusanku dulu, dan kau jaga untuk terus mengepalkan tanganmu, lalu berjanjilah bahwa kita akan turun bersama. Kau panaskan, kau idealkan, lalu sisanya aku selesaikan. Meski media mulai bicara ba-bi-bu dengan bersungut dan bau, kau tetap jaga saja diri dan kerabatmu dengan pemikiran bahwa semua itu pada dasarnya omong kosong. Jangan tergesa-gesa, tindakan yang lahir hanya dari pancingan perut, harga diri, dan kelamin tidak akan menimbulkan kebaikan, baiknya kita bereskan bersama dengan kajian mendalam berbalut ketakwaan. Tak perlu terlalu keras, karena kekerasan hanya boleh dipakai pada kekufuran. Tak perlu terlalu lembut pula, kelembutan hanya boleh dirasakan pada saat kita menikmati iman.

Hanya saja pongkol dari permasalahan ini adalah bahwa kita selalu tidak sadar bahwa kita sedang dalam masalah. Ini akan didapati sewaktu kita berefleksi pada diri, apakah dengan keras akan menimbulkan masalah, ataukah dengan kelembutan akan lahir masalah yang lebih besar?.

Itu saja, aku selesaikan dulu tegukan terakhir dari kopiku, lalu lekas itu kita turun bersama.

0 Response to "Sementara kuselesaikan urusanku, kau jaga bak-baik dirimu."

Post a Comment