Antara si begal demokratis dan mahasiswa kelelahan; (respon serius pada Lembaga Kemahasiswaan Undip)

"Solidaritas yang tidak diawali dengan kritisme tak pernah menjadi jawaban singkat" 
(Edward Said)

Sudah menjadi rahasia umum akan ada banyak respon dan hujatan manakala kita bertindak urakan. Mahasiswa punya pilihan, sejatinya ia tetap bebas secara status; apakah berdiri bebas sebagai pihak pengkritik, memihak pada kebenaran, atau melacur hingga lemas dan baru tersadar saat sudah bernanah.

Selasa, 10 Maret 2015. Saya tersontak membaca salah satu rilis dari akun twitter lembaga kemahasiswaan UNDIP. Kuliah Umum yang bertemakan "The Development of Strategic Partnership between U.S and Indonesia" akan digelar besok 11 Maret 2015 di Gd. Prof. Soedarto. 

Alih-alih terkagum, saya malah merasa heran. Nampaknya terlalu gampang bagi kita untuk mengangguk meng-iya-kan tanpa ada kekritisan sedikit pun. Penguatan hubungan Indonesia-AS yang mana yang mesti terus dikuatkan? Saya melihat hubungan ini ibarat cinta sebelah tangan; menyakitkan bagi yang satu dan mengenyangkan bagi yang lain. Pasalnya Blum, mantan Kemenlu AS, telah mengkritik habis terkait kebijakan luar negeri amerika yang (katanya) selalu memiliki sisi baik yang dapat di dukung. Demokrasi yang hanya membuat kita semakin sakit, interpensi terhadap militer Indonesia selama 40 tahun, pengerukan sumber daya alam, dan apakah kita masih belum mengira --kalau hanya untuk penguatan-- bahwa kita dengan mereka ini ibarat berpacarannya duo sejoli hingga renta, sudah dilumat habis keperawanan, namun sang wanita terus berharap kunjung dinikahi.

Masuk akal-kah? Ini tindakan bodoh yang membangsat!
Apakah mentaitas mahasiswa sebagai "intelektual jongkok" akan kita telan menjadi metafora populer abad ini? Sebagai salah satu upaya untuk terus mengawetkan beragam kebrengsekan yang mengarahkan pada upacara bunuh diri masal?

Saya hanya mengira, barangkali ini semua terjadi (mungkin) karna kita cukup lelah. Kita yang sudah capek merampungkan beragam agenda akademis berasa terhibur manakala banyak bule ber-makalah datang ke kampus, berdasi dan was-wes-wos berbusa presentasi tentang strategi pengembangan hubungan intim antara 'kita' dengan 'mereka'. Lalu 'kita' secara kolektif menggunakan apa saja yang ada di tangan untuk membuat lelah kita hilang, menghadirkan tepuk tangan, dan kita bisa kembali membusungkan dada karena berhasil memupuk gengsi untuk terbang melangit pasca berakhirnya acara.

Rasanya saya tidak beradab jika dalam kondisi kita yang lelah dan capek ini berkata "AMERIKA KITA SETRIKA, INGGRIS KITA LINGGIS !!!! " ya, persis seperti apa yang pernah diucapkan oleh Presiden pertama kita. Lalu bagaimana kita? Terserah! Namun saranku, ISTIRAHATLAH, silahkan gosok batu akik ke silit dan berharap dengan cara ini keluar jin iprit.

___________________________________________________________________
Aab Elkarimi, | Aktivis Gerakan Mahasiswa Pembebasan | Penulis buku "Gerakan Menolak Sembrono!| founder Sibambo-for your home.

0 Response to "Antara si begal demokratis dan mahasiswa kelelahan; (respon serius pada Lembaga Kemahasiswaan Undip)"

Post a Comment