SIBUK!

Kamerad! Aku masih hafal kata-kata itu, kalimat yang dikatakan Lenin dalam salah satu teks pidatonya, suatu kelaziman untuk memanggil sesama anggota komunis dalam menghimpun kekuatan dan menancapkan militansi. Sekiranya tipikal Lenin masih bebal dengan gagasannya, lalu bergerak brengsek, serabutan dan akhirnya mati, mungkin kiranya yang patut aku lakukan adalah membaca, sedikit mesem, lalu diliput ngeri yang luar biasa. Tapi lupakan saja! Aku hanya ingin dalam hidup ini ada hal-hal baru yang berbeda, berjalan melawan ketimpangan akidah, kemerosotan moral sosial-kultural, lalu meretas batas bangsa, membabat sekat nasionalisme dan memanggil semua pengemban ide ini dengan sebutan "ya, ayyuhal muslimun!" dalam satu teriakan nyaring di podium, toa masjid, rekaman audio internet, tulisan, dan medium lain yang bisa digunakan, lalu hal ini membuat getaran,  membuat militansi, membuat semacam deklarasi abadi untuk segera meninggalkan kelacuran hidup yang sudah angkuh dan main-main. Tentunya hal ini tidak seperti beberapa tokoh yang dinabikan padahal menebarkan kesesatan, tidak pula tentang kepengecutan yang pasrah dengan keadaan, merasa terbebani dengan aktifitas yang ada kemudian berkata 

"maaf, Aku sibuk!"

Sumpah, Ini menyebalkan! sekiranya ada ungkapan lain yang lebih sibuk dari kesibukan itu sendiri, mungkin setiap puisi akan lugas dan singkat, setiap catatan akan cepat dieksekusi dengan tanda titik, dan manusia akan sibuk dan mabuk dengan aktivitasnya yang menyibukan itu. Tapi bukankah semua tidak demikian? Saat ini kata sibuk telah dipandang sebagai kambing hitam sewaktu manusia menyerah dan lelah. Pada akhirnya aku hanya menyimpulkan dengan catatan kecil yang penuh cacat bahwa yang dimaksud kesibukan bukanlah kesibukan, namun ketidakmampuan manusia dalam melibatkan hati untuk lebih banyak beraktifitas yang berarti. Jika sekiranya aku katakan bahwa aku sibuk, percayalah, tulisan ini tidaklah akan panjang, mungkin dalam membuat bait puisi akan jadi:

Sibuk
oleh: Aab elkarimi

Tuhan,manusia,alamsemesta,dankehidupan.Maafsekali,Akusibuk.

Semarang, 17 Desember 2014

Dan percayalah, tidak ada kesibukan yang benar-benar sibuk hingga manusia dalam geraknya selalu tidak punya celah untuk melakukan banyak hal kecuali hanya terfokus dalam satu misi dan ambisi.

Sesekali saya selalu ingin berkaca, lalu menampar muka, dan memaki: "mengapa kau pura-pura sibuk seperti ini?" lalu menangisi dosa, dan esoknya kembali seperti semula.

0 Response to "SIBUK!"

Post a Comment