Selamat malam Israel

Selamat malam Israel, saya istirahat dulu ya malam ini... semoga nanti bertemu.

Saya merindukan pertemuan yang sudah pasti akan anggun ini.

Sesungguhnya saya tidak ada anggapan buruk, karena saya tak punya kecenderungan rasa apapun padamu. Bagi saya darah-darah yang tumpah, sobekan daging yang tercecer karena rudalmu, tawamu untuk kematian warga palestin di puncak bukit Sderot, dan berangnya semua manusia karena nilai-nilai kemanusia yang kau injak, kau ludahi, kau kencingi dan kau tertawai itu, semata-mata sudah tertuang di lauhul mahfudz, dan kau boleh melakukan lebih dari itu. Silahkan robek perutnya, dan lahap dagingnya, gunakan sikap seolah kau sangat lapar karena puasa 30 jam!. Rudalmu tambahilah, yang sekarang kau gunakan kurang cetar, pesan dan buatlah yang lebih hebat, bila perlu hancurkan dunia, sisakan wargamu saja. Dan Allah, ya, rabb-nya umat Islam bila perlu kirim juga rudalmu. Ah,, kau dari dulu memang seperti itu, bukan kurang ajar, tapi memang sinting di atas ambang.

Yang kau mesti tahu bahwa rasa kemanusiaan yang hadir dalam benak saya atas ulahmu, tidak lebih besar dari kewajaran saya dengan tingkahmu yang sinting karena akalmu yang culas itu.

Ya bani israil....afatu'minu biba'dil kitab, watakfuru biba'd? Ah, memang kau dari dulu sudah begitu. Dulu Taurot juga kau taruh di tempat hina, di balik kepuasan syahwat dan kesombongan.

Ya bani Israil, ketika saya berucap melafalkan kalam Allah "walahum adzabun Aliiim" kau merasakah sebagai subjek dari kata 'lahum'?

Sekian saja, Selamat malam Israel, saya istirahat dulu ya malam ini... semoga nanti bertemu.

Saya merindukan pertemuan yang sudah pasti akan anggun ini. Pertemuan di mana keadaan berbalik, ketika kau hina dan kami mulia.

0 Response to "Selamat malam Israel"

Post a Comment