ALHAMDULILLAH ATAS NIKMAT KAMPANYE

ilustrasi by: google
Alhamdulillah, Allah menganugerahkan kami untuk mencicipi kembali indahnya masa kampanye. Pesta demokrasi yang jarang ini membuat kami bisa nikmat bercengkrama dengan para calon pemimpin kami, ibarat kelingking dan jari manis, sanga...aat dekat sekali. Bahkan dalam suatu kondisi yang biasa, kami bisa berfoto bersama, tertawa bersama, minum kopi bersama, menangkap ikan, mengayuh sepeda, dan segudang aktivitas lainnya yang sangat jarang dilakukan para pemimpin kami yang sedang memimpin sekarang. Meskipun ujung-ujungnya para calon pemimpin ini selalu meminta berfoto, bahkan mengambil video bersama kami untuk dibuat iklan, tapi itu bukan suatu persoalan besar karena kami adalah masyarakat ter-khusnudzon yang tidak gampang percaya tentang kata pencitraan. 


Alhamdulillah. Ya Allah, terimakasih atas nikmat kampanye yang masih bisa kurasakan.

Aku sangat hafal dengan situasi kampanye ini. Seperti lima tahun lalu, adalah satu-satunya kondisi di mana negeri ini bisa aman seaman-amannya karena terberitakan aman. Suatu kondisi di mana pemimpin sangat peduli pada rakyatnya. Suatu kondisi di mana para calon pemimpin menaiki mimbar dan mengatakan "stop kemunafikan, stop perpecahan, stop korupsi, jaga selalu persatuan, tingkatkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan. . . " dan masih banyak sederet kata mutiara lainnya yang menghujam, membuat beku hati yang tercecer bimbang karna ragu, sudah barang tentu menyegankan kegelisahan, dan mampu menyimpulkan mulut kami untuk berkata bahwa 'para calon pemimpin kami sangatlah bijak, ramah, merakyat, dan berkepribadian menawan'. 
Allahukabar!

Sering aku terharu dengan pidato-pidato bakal calon pemimpin kami itu. Kadang dalam suatu perenungan, aku sangat nakal menyimpulkan "inikah imam mahdi sesungguhnya?" karena sungguh aku terpesona dengan tingkah para calon pemimpin kami di masa kampanye ini.

Kampanye selalu mendekatkan kami pada Allah. Karena aku bisa lebih bersyukur dianugerahi para calon pemimpin yang luar biasa baik, bersahaja, tulus dan gagah (sewaktu kampanye)

Baldatun thayyibun warabbun ghafrun!
Bukan suatu slogan keilusian! bukan mimpi! ini realitas yang akan kita hadapi beberapa bulan ke depan! Nikmatilah... meskipun hanya beberapa bulan saja. Lewat janji indah, lewat iklan yang menggugah, lewat media yang bisa menyulap kebathilan menjadi kebenaran maka... sekali lagi nikmatilah, berbahagialah.

Kelak akan ada suatu waktu ketika calon pemimpin kami turun ke jalan hanya untuk membelai rakyat papa, mereka tak mau, bahkan marah jika dibilang pura-pura. Kelak akan ada pula suatu masa di mana calon pemimpin kami rela terjun ke gorong-gorong hanya untuk melihat bahwa keadaan gorong-gorong kita baik-baik saja, sambil di belakangnya ada kamera yang menghubungkannya ke siaran berita se-nusantara.
Tapi kau jangan sebal ketika mengetahui fakta kedustaan, sedang tetanggamu menganggap suatu kebenaran yang absolute. "Pemimpin kami sekarang ibarat nabi" kata tetangga. Engkau mesti terima saja.

Tetap sabar, kau tak boleh cepat sebal.

Dan Insyaallah kami ikhlas. Karena kami tahu inilah konsekuensi logis gambleng di meja judi demokrasi.

Jika kami sudah tak tahan, mungkin kami akan segera meninggalkan demokrasi. Tapi percayalah kami selalu rindu situasi lima tahunan ini. Situasi di mana hati kami ditinggikan, dibuai, bahkan dibuat tertawa terkekeh karena banyolan hanya untuk membuat kami senang. Demi Allah! mereka melakukan hanya untuk kami semata.
Benar! hanya untuk kami mencoblos mereka.

Beruntung kami adalah masyarakat tersopan yang sangat mengerti arti balas budi. 'no free lunch'  jika kata orang inggris, tidak ada makan siang gratis!. Artinya harus ada feed back dari kebaikan yang dilakukan para bakal calon pemimpin kami.

Teng... biasanya hari diliburkan.
Demi pesta demokrasi ini anggaran yang dikucurkan hampir 165 triliun. Dan kami bergegas menuju tempat pemilihan tanpa kecurigaan dan tendensi mengkhianati, meskipun setelahnya kami lah yang pertama mereka khianati.

ah suka cita masa kampanye. aku suka kampanye. semoga selamanya negeri ini berkampanye.. 
Meskipun aku sedikit takut. 

Seperti cerita kemarin di negeri orang, ketika kompanye usai, mulailah berantakan

Aku pernah mendengar lontaran status dari prof. Ing Fahmi amhar
"Masyarakat yg sedang frustrasi, bodoh & lapar, bisa dihasut untuk apa saja. Tetapi membangun peradaban Islam yg baru, justru harus dimulai dengan membuat mereka berpikir di taraf yg lebih tinggi, sehingga mereka cerdas menyongsong masa depannya dan tawakalnya kepada Allah mampu mengalahkan rasa laparnya"
Memang benar. Tapi berkat demokrasi, kami yang memang sejatinya bodoh tidak akan pernah mengakui bahwa diri ini bodoh. Karena kebenaran dalam demokrasi adalah sesuatu yang disepakati meskipun itu suatu keburukan.

Allahuakbar!
Wallahu a'lam



Semarang, 27 Desember 2013

Abdul Qodir

1 Response to "ALHAMDULILLAH ATAS NIKMAT KAMPANYE"