Releksi rajutan kemerdekaan (tulisan santai)

ekhem,ekhem.. ciee yang bahagia lagi merdeka..
ada yang begadang semalaman untuk persiapan lomba ga?
balap karung lagi? makan kerupuk lagi? aiihh, panjat pinang?

yuuk buka mata, bagi yang sudah buka jangan palingkan pandangan. lihat yang miskin, anak terlantar, putus sekolah, ada berapa juta? 
ekhemm.. merdeka? 
ciee yang merdeka,
mending ambil cutton bud, korek telinga, dengar penderitaan dan jeritan dari anak bangsa yang berjuang hidup supaya tidak longgar ikat pinggang, kisarannya hanya nol koma sekian persen dari perayaan hut kemerdekaan yang menelan biaya jutaan bahkan milyaran.
ulur kembali tali rafia, kemas kembali kerupuknya, jangan dulu bahagia. kita tanya ulang, merdeka?
perang bukan lagi saling todong senjata, terjajah bukan lagi terinjak kepala untuk mencium secara nyata kaki yang menjajah, tapi merdeka?
merdeka masih sama, dan aku tahu, kita... entahlah, merdeka?.
terus 17 agustus apa mas?
mungkin semacam ilusi yang dianggap kenyataan.
tapi tentang lomba hari ini?
tanam lagi pohon pinangnya, kemasi lagi olinya, kita hijaukan indonesia. Tahan dulu untuk sementara waktu rasa bahagianya, karena senang diawal sering mengaburkan tujuan.
tapi balap karung boleh kan?
lipat lagi karungnya, bersihkan dari debu, ayo kita kemasi emas dari tambang kita dengan karung itu, tapi persiapan dulu!.

merdeka?
bagiku maknanya sederhana, mengalihkan penghormatan pada inspektur upacara menjadi penghormatan hanya pada Allah azza wajalla.

aab.

0 Response to "Releksi rajutan kemerdekaan (tulisan santai)"

Post a Comment