Kabar HTI dan Negeri yang dikata ilusi

Tulisan ini sebelumnya dimuat di : http://sosbud.kompasiana.com/2013/02/20/kabar-hti-dan-negeri-yang-dikata-ilusi-535426.html
_________________________________________________
Sebenarnya aku gamang menulis disini. Sedikit sedikit dikomen SARA, sedikit sedikit SARA lagi. Baru mau nulis judul tentang agama dan politik, yang siap komen dengan mulut bejibun nyatanya tak pernah mendengkur tidur. ngos… ngoss… ngos… suara nafasnya bernafsu membrangus. Aku baru nulis judul, yang komen katanya telah siap dengan teks satu buku. Aku baru satu paraghrap nulis, yang komen sudah siap dengan 5 bab. Hoalah.  Bincang agama dan politik dikomen SARA, bincang agama dan budaya dikomen SARA juga, bahkan aku bicara tentang agamaku sendiri dibilang  SARA juga, Ah, gila! Katanya negeri kebhinekaan ini jangan dirusak oleh agama, katanya heterogennya masyarakat tidak boleh dihomogenkan oleh agama, dan kataku apa ia sudah baca sila pertama pancasila. . ? “Guoblookk!!, tafsirannya bukan kayak gitu mas!”
Seakan agama menjadi bahan olokan, seakan selokan menjadi bahan obrolan dan seakan obrolan menjadi satu kesempatan untuk hujatan. Dari komentar, fakta dibeberkan, sudah luber baru kewalahan, seakan yang komentar menginginkan yang instan tapi tak mau capek mendengarkan kebenaran. “mendingan debat yuk, Lu punya sumber apa sih? gw punya theori ini nih, yang lebih keren dari Al-Qur’an”. Aku tak masalah sih dengan apa yang mereka bawa. Toh semuanya pasti mati dan dihadapkan pada dua pilihan. “lha mas, jangan ngomongin mati deh, agama kok ngancem. ga asik!”. oke. . oke. . . Aku diam!.
Tetapi saudaraku, aku punya satu kabar bahwa sebentar lagi Kekhalifahan akan hadir ditengah negeri-negeri besar. Meski negeri itu tergolong kecil, bahkan sangat kecil jika dibandingkan dengan indonesia dan masyarakat kompasiana yang pemikiran dan hujatannya melebihi isi dunia. Tapi aku yakin dari negeri kecil itulah, pusat peradaban baru dimulai. Peradaban yang lebih santun, murah senyum dan saling berjabat tangan murni tanpa amplop atau bingkisan. Kami telah lepas kewajiban ketika kekhilafahan tegak namun di Indonesia belum tegak juga. Karena dari awal yang kami inginkan hanya tegaknya khilafah. itu saja! Tapi dakwah tetaplah dakwah. Ide khilafah akan tetap dibumikan.
Aku orang HT yang dipaksa menyandang gelar wahabi, meskipun aku tak suka dengan sebutan itu. Aku orang HT yang karena aku HT maka aku disebut khawarij karena katanya mudah mengkafirkan. Aku orang HT yang kata orang adalah pemimpi hadirnya negeri ilusi. Yang membuatku tersenyum adalah  indikasi celana cingkrang yang disandingkan dengan radikal. Subhanalloh, Indah sekali gelar yang disandangkan pada kami. 
Dibalik semua itu, kami belajar memperkuat barisan, memanjangkan sujud dan terus berjalan. Negeri ilusi ini tak akan pernah nyata ketika kita hanya diam terkapar oleh ocehan orang.
HT (Hizbut Tahrir) adalah sebuah organisasi yang tujuannya tak lain hanya menegakkan syariat dan khilafah. Organisasi ini adalah organisasi yang dianggap gila karena memiliki tujuan yang jauh dari kenyataan, menyatukan dunia dengan satu  kepemimpinan Islam. Subhanalloh, definisi yang diberikan mereka ini indah sekali, tanda mereka sangat peduli dengan keberadaan kami, aku tersipu malu dan terharu. -____-''. 

0 Response to "Kabar HTI dan Negeri yang dikata ilusi"

Post a Comment