Draft novel bag. ke-XXXX

      "Sayatan pedang memang tak menyenangkan. Percayalah padaku saudara-saudara!. Omongan orang diluar banyak yang mengejek dan mencerca akan idealismeku yang sebenarnya telah diakui warga internasional. Adapun mengenai lumpuhnya imanku, pudarnya keyakinanku dan hilangnya campur tangan Tuhan disetiap langkah yang kujalani ini memang sengaja kubuat dramatis untuk mengetahui dan mencari pembenaran hidup. Masalah keyakinan dalam ber-Tuhan bukanlah sesuatu yang urgen, perlu ketenangan dan pada kenyataannya memanglah tak mesti dipersoalkan. Aku semakin gusar akhir-akhir ini, ketika kusaksikan orang-orang merasa benar dengan apa yang disebut agama. Ah, tapi aku tidak demikian, aku lebih senang menganggap keyakinan apapun sama. Aku rasa terlalu kampungan ketika ada orang dengan idealisme mereka ingin membentuk negara berlandaskan agama mereka. Aku dilahirkan sebagai muslim, kedua orang tuaku juga muslim. Bahkan bisa dikatakan ahli ibadah. Dan ini sedikit banyak mempengaruhi pemikiranku dalam menganalisa kasus primitif semacam ini. Sungguh, aku tertawa melihat tingkah mereka. Dikemanakan kebhinekaan? Ini zaman sudah modern, hanya ada dua tempat untuk orang-orang yang semacam itu. minggat dari negeri ini dengan terhormat, atau dipenggal oleh aparat. Hanya itu pilihannya! Bukan sebuah ancaman, tapi ini kebijakan yang telah menjadi landasan hukum negeri ini. Untuk keamanan dan menumbuhkan kembali rasa nasionalisme! . Nah, dari awal inilah, aku menulis buku ini. semoga bisa menyadarkan kaum-kaum yang telah tersesat di jalan Setan!" Gumam sang pembicara itu dalam launching bukunya yang pertama. Penuh emosional dan menggebu-gebu berusaha membuat semua orang percaya. hehehe. Sebenarnya aku ingin sekali tertawa, kalimat yang digunakannya persis sama dengan apa yang tertuang dibukunya.

      Aku hanya bisa menghela nafas panjang. Sebenarnya aku tak mau datang jika tak dipaksa oleh si penulis yang bertamu tengah malam karena dua hari yang lalu undangannya aku hiraukan. Mulai dari chat di media sosial, sms dan yang terakhir ia meneleponku, namun tak kuangkat. Ah, ada banyak madharat dalam tulisannya. Aku tak habis pikir dengan apa yang ada dalam pikirannya. Atas dasar idealisme, ia menginjak idealisme orang. Atas dasar kegelian, ia pun dengan transparan menelanjangi kegelian orang yang sudah lama menantikan perubahan. Astagfirullah, jika Tuhan saat ini juga mengadzabku karena telah duduk di majlis yang sangat dimurkainya maka aku akan menyambut dengan penuh kerelaan. Adapun jika Tuhan memberikan tangguhan waktu padaku, maka akan kubuat buku yang meluruskan jalan pikirannya. Ummat tak boleh larut dalam pemikirannya. Atau lebih baik aku tak perlu berbuat apa-apa, pasalnya buku hujatan murahan seperti itu hanya akan menjadi gosip yang hinggap sejenak dan berlalu. Apalagi masyarakat mulai sadar dan tahu bahwa si penulis adalah orang partai. Menjelang pemilu 2020, masyarakat jauh-jauh hari telah siap siaga menghadapi gonjang-ganjing perpolitikan yang mengharukan. Pada pemilihan gubernur kemarin, sebenarnya sudah bisa menjadi bahan rujukan bahwa pemilih di PilPres tahun depan akan merosot tajam. Lima kandidat yang di dominasi artis dan pemilik media masa yang dengan sangat penuh perhitungan menghabiskan dana jutaan. Nyatanya kelima kandidat itu hanya dipilih 40% anggota masyarakat. Yang 60% suara entah kemana, aku sendiri sangat gembira, tak percaya. Sedikit info bahwa yang terpilih sebagai gubernur adalah calon yang pernah bermain film berjudul "ranjang bergoyang tengah malam". Semua pada tahu kan? Tapi tenang saja, ini tak terlalu membuatku risau. 

      Acara belum juga selesai, padahal aku telah duduk mematung satu jam. Kurdi, Basyirun dan Mustofa yang juga hadir dalam acara ini mengkerut-kerutkan dahinya seraya saling berbisik satu sama lain. hahaha, mereka terlihat bingung juga akan langkah apa yang akan mereka lakukan ke depan sebagai anggota tim sukses dari partai saingan penulis buku ini. Ketiga orang ini --Kurdi, Mustofa dan Basyirun--adalah orang terkonsisten yang pernah aku temui. Bahkan mas Fiqly pun telah memberikan dua jempol untuknya. Salut!
______________________________________________________
Jika orang-orang yang mengklaim sebagai 'Partai Islam' berkata, "Kalian hanya mengoceh dari luar tentang apa yang telah kami lakukan dalam menentang demokrasi..!"

Maka katakan kepada mereka, "Datanglah ke sini bergabung bersama kami, berjuang demi syariat Allah di majelis ini!"

Lalu katakanlah
...
"Kami ditugaskan oleh Allah bukan untuk gambling di meja judi seperti yang kalian lakukan! Tapi kami ditugaskan oleh untuk menjadi petarung di ring tinju sebagaimana yang dilakukan para pendahulu kita!"

0 Response to "Draft novel bag. ke-XXXX"

Post a Comment