Kita akan penuhi
jalanan dengan segera! Dan mahasiswa yang tidak terbiasa dengan perlawanan akan
segera kita buat berpetualang dengan aspal dan asap jalanan. Kita akan penuhi
jalanan dengan segera!. Sekali lagi, kita akan penuhi jalanan dengan segera!.
Kampus-kampus harus
segera kita panaskan, dialog-dialog terkait isu kontemporer harus lebih sering
kita gelontorkan. Dan warung kopi, pelataran kampus, ruang kelas, masjid,
maupun area publik lain harus dengan serius kita lumat dan bakar dengan kajian
analisis yang sistematis.
Kiraya tak lagi
penting bagi kita menguak keterpurukan Indonesia, bagi kalangan semodel kita,
kalimat yang pantas terlontar saat ini hanyalah perlawanan untuk lebih
melibatkan hati menghadapi jeritan yang sudah tak kasat mata, yang sudah kering
karena derita yang terlampau sinting. Pemerintah sudah menjelma melebihi
bangsat dan begal, sementara rakyat semakin dibodohkan oleh siaran-siaran cinta,
dangdut, dan reality show tolol penyebab kemalasan intelektual. Sejatinya
inilah konklusi ideal dari pemerintahan demokrasi. Ini kedengarannya aneh, tapi
perlu diketahui bahwa sejatinya realitas seperti inilah yang diamini Walter Lippman
sebagai negara yang bisa dikatakan ideal berdemokrasi. Yaitu sewaktu ada kelas masyarakat aktif yang memegang
peran untuk melakukan pekerjaan berpikir dan memainkan opini, dan juga terdapat
kelas masyarakat pandir yang digoblok-kan,
mereka hanya digiring masuk bilik suara untuk mewakilkan kekuatan mereka dan
menyerahkannya pada kelas masyarakat aktif, lekas itu mereka harus mundur dan
kembali menjadi penonton, menerima penindasan, dan berliur ngacay!.
Mari! Kita bersama kepung
area-area pemerintahan, di samping itu juga kita giring masa yang besar. Tugas
kita tidak hanya meruntuhkan rezim jokowi, tapi juga mengganti demokrasi yang
menjadi sistem yang membangsatkan, buih yang akan membuat ulama jadi koruptor
dana haji, dan berkemungkinan pula membuat kita yang sekarang merasa idealis
bergeser ke tengah dan melacur hingga mampus!. Tak usah dulu panjang lebar
memperdebatkan hal ini, karena pandangan ini telah ditumbuhkan oleh banyak
kalangan semisal Reinhold Niebuhr, George Kennan, Noam Chomsky, maupun
intelektual yang lain.
Harold Lasswell,
pendiri bidang komunikasi modern dan salah satu ahli politik terkemuka
menjelaskan bahwa kita harusnya tidak mengalah pada “dogma demokrasi bahwa
manusialah yang paling mengetahui keinginannya”. Nyatanya atas dasar suara
rakyat, Jokowi malah membangsat, sedang kekufuran, aborsi, tindak kriminal
semakin menampar .
Jangan sampai kita
tertipu oleh media yang memberitakan bahwa kita sedang membuat makar. Kita bisa
mempelajari kesuksesan Creel Commission yang
digagas Wilson pada 1916 sebagai komisi propaganda corongnya pemerintah dan
berhasil mengubah populasi rakyat amerika yang sebelumnya anti perang menjadi
massa yang histeris dan haus perang, yang bernafsu menghancurkan semua yang
berbau jerman. Jangan sampai media lacur mencuri hati kita. Jangan sampai
pikiran kita tercuri.
Mahasiswa, kita yang
mengetahui fakta dan mengaku sebagai kaum intelektual segeralah penuhi jalanan!
Segeralah ambil TOA-TOA untuk menyaingi kebisingan media yang menggelikan itu.
Adakalanya sewaktu keringat kita terkucur untuk kepentingan umat, maka
disitulah peran kita terlunasi. Namun jangan sampai karena capeknya kita
dihajar 140 sks membuat solusi yang kita tawarkan adalah solusi mabuk dan
oleng, jangan sampai kita tawarkan kembali demokrasi, jangan sampai pula karena
goblok nya kita memahami media menafikan ISLAM sebagai solusi. Islam bisa
dibawa pada ranah solusi yang bisa kita kaji, yang sebenarnya sama sekali tidak
memiliki masalah terkait pluralitas, dan penindasan seperti apa yang dikatakan
media pantat keparat itu!.
0 Response to "PESTA BESAR LEKAS DIMULAI!"
Post a Comment