Sajak Bukan Betul Kebetulan --- Road To ICMS 2014

Sebetulnya bukan kebetulan
Ketika kita menemui kepandiran yang betulan

Sebetulnya bukan kebetulan
Ketika saat ini dijumpai banyak penipu dan pembual

Sebetulnya bukan kebetulan
Ketika nyinyir terdengar kenaikan BBM yang benar-benar beneran

Sebetulnya semua ini betul-betul sederhana, bermula dari kelacuran main-main, senggama main-main, dan cumbuan main-main meletakan  ideologi impor untuk main-main dicoba.

Sebetulnya bukan kebetulan
Ketika para pemimpin menutup telinga, menyumpalnya dengan uang

Sebetulnya bukan kebetulan
Ketika para bandit tetap santai menampilkan hasil rampokan

Sebetulnya bukan kebetulan
Ketika banyak kaum agamawan yang tidak berani menyampaikan kebenaran

Sebetulnya semua ini betul-betul sederhana, bermula dari ketidakberanian mengasingkan diri dari pengaruh materi yang betul-betul memukau.

Sebetulnya bukan kebetulan
Ketika mahasiswa gayeng dalam pelacuran intelektual

Sebetulnya bukan kebetulan
Ketika intelektual mengambil sumber dari para setan dan kemunafikan

Sebetulnya bukan kebetulan
Ketika legitimasi-demi legitimasi pembenaran hadir untuk menghalalkan apa yang telah diharamkan

Sebetulnya semua ini betul-betul sederhana, bermula ketika tuhan yang esa tidak lagi disembah, dan syariatnya dibuang layaknya sampah

Sebetulnya bukan kebetulan
Ketika kita memilih kerokan karna dokter tak bisa kita bayar

Sebetulnya bukan kebetulan
Ketika microphone mushola dipakai kampanye parpol

Sebetulnya bukan kebetulan 
Ketika jumlah pembunuhan sudah seperti kutu dan lalat di pantat kerbau

Sebetulnya semua betul-betul sederhana, bermula dari bingungnya manusia yang hidup dalam buih kefrustrasian, akibat persaingan berebut candu kepemimpinan, rente dan apa yang ada diantara selangkangan.

Hari ini kita saksikan banyak juga orang bodoh yang banyak bicara, banyak tokoh intelektual yang terdomplengi kepentingan, banyak bandit, copet dan makelar yang berdandan layaknya agamawan.

Hari ini kita saksikan banyak para pejuang yang takut terhunus pedang, banyak pecinta yang tak mau senggama dengan perjuangan, banyak pedagang yang tak mau rugi, banyak pelacur yang sudah kehilangan akal sehat untuk tidak sembunyi-sembunyi.

Lalu Kita bertanya, siapakah manusia yang paling Indonesia?
Ketika para dewan perwakilan membuat undang-undang pesanan lalu dilelang, ketika pancasila dijadikan topeng ideologi lain. atau ketika pemimpin lahir secara demokratis dari rakyat untuk menindas rakyat.

Kita betul-betul melihat bahwa teroris adalah penjaga mushola dan tentara tauhid, sementara rampok, pelacur, dan kesintingan diposisikan untuk mendapatkan Hak asasi yang optimal.

Ah… lalu mau apa kita?
Diamlah sejenak, renungkanalh kesintingan dan mari revolusi, singsingkan lengan baju, bergegas ambil posisi, angkat kaki, berontakah dari diammu. Atau… atau kita mati pecundang dalam mendiamkan kesintingan…


Semarang, 25 September 2014

Aab

0 Response to "Sajak Bukan Betul Kebetulan --- Road To ICMS 2014"

Post a Comment